Beberapa teman mungkin keberatan kalau yang namanya hidup membaca itu mungkin kayak orang yang kutu-buku, tap hari yang dihadapi itu kok bentuk tulisan saja... Phew, mana mata capek lagi... So what getu loch..
Kaizen, sistem menegement Jepang yang menutamakn kesempurnaan dan selalu mengejar kesempurnaan, ini menganjurkan kita untuk membaca dan membaca. Anda ingat khan iklannya Tantowi Yahya yang menganjurkan kita untuk membaca yang isinya katanya kalau gak memaca tuh, malah bikin kita dekat dengan kemiskinan.. Ingat konsep Tantowi YahYa, Gak Mbaca = Bodoh = Miskin.
Saya jadi teringat postingannya Mas Fatih tentang MeMbACa :
Membaca Sebagai Gaya Hidup
Oleh: Mario Gagho
Senin memang hari kurang tepat untuk mengunjungi FRRO (Foreign Regional Registration Officer). Tapi berhubung resident permit saya sudah tinggal sekian hari lagi, saya terpaksa datang. Benar.
Suasana ramai sekali di kantor imigrasi itu. Persis seperti di lounge ruang tunggu bandara. Saya mengambil posisi duduk di sudut belakang supaya bisa agak bebas "memata-matai" yg baru datang maupun yg sudah duduk menunggu namanya dipanggil. Duduk di samping saya sebuah keluarga bule, suami istri dan dua anaknya yg masih kecil, antara usia 10 dan 12 tahun.
Berbeda dg kalangan bangsa lain termasuk NRI (non-resident of India) yg sibuk ngobrol dan ribut, keluarga bule ini duduk tenang di kursi masing-masing. Anehnya, semua sibuk membaca. Suami tampak sedang membaca "My Life"-nya Bill Clinton, si istri membaca novel karya novelis favorit saya, John Grisham.
Sedang kedua anak mereka asik membaca komik Archie. Rencana untuk mengajak mereka ngobrol saya urungkan, takut mengganggu; dan saya pun jadi membuka buku karya Edward W. Said "the End of the Peace Process" yg sudah sebulan lebih saya pinjam dari Qisai tapi belum beres juga bacanya. Pemandangan orang bule yg lagi asik membaca juga sering kita lihat di mana-mana: di bandara, dalam pesawat, dalam bis, dll. ....................................
Sumber: afatih.wordpress.com
Yah, begitulah sebuah keluarga di luar negeri yang saya kira sarat akan informasi.. Apakah kita yang sesama manusia, tidak merasamalu dengan di eksposnya sebuah keluarga yang betah baca buku...? Orang pasti bilang kalo baca buku tu identik dengan kacamata tebel, ngga gaul...! Coba dech tengok sedikit tulisan mas fatih tentang membaca sebagai lifestyle (sekuel keduanya) :
............Sebaliknya, cewek atau cowok cakep yg tidak brainy (karena jarang atau tidak pernah membaca) betul-betul sangat membosankan, baik sebagai pribadi apalagi sebagai lawan bicara. Sejam atau dua jam berbicara dg mereka mungkin masih menarik karena periode ini biasanya dipakai untuk bertukar pengalaman dan kisah.
Namun, tahankah kita berbicara dg bahan yg sama berulang-ulang? Dan tidak bosankah kita mendengar kisah atau penuturan lanjutannya yg hanya berupa gosip-gosip sampah terbaru? Anda pasti tidak akan tahan, kecuali apabila Anda satu golongan dengan mereka. Kalau cewek atau cowok cakep yg tidak gemar baca membuat kita bosan, bagaimana dg cewek atau cowok yg tidak cakep dan tidak gemar baca?........<>
Sumber: afatih.wordpress.com
Setelah baca postingan diatas, kayaknya kita salah dech menilai seseorang bahwa kalau seseorang itu seorang kutu buku, kalau diajak pacaran pasti gak asyik..! Lanjut lagi dengan potongan postingan dari mas Fatih :
.......Membaca membuat otak yg awalnya cuma berisi "batu"
berubah jadi zamrud; otak yg awalnya berbentuk kerang
berubah menjadi mutiara; otak yg awalnya berbentuk
pasir berubah menjadi emas. Isi otak kita adalah
representasi dan akan meresonansi (menggaung) pada
kepribadian dan perilaku keseharian kita dalam
merespons terhadap sesuatu hal. Dan respons kita pada
suatu atau banyak hal itu akan menentukan apakah kita
pribadi yg brainy atau dummy.....
Sumber: afatih.wordpress.com
Bagaimana pendapat para ahli..? Okeh, saya cuplik isinya :
Apa yg harus dibaca? Menurut dr. Kartono Mohamad-
mantan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), kolomnis di
berbagai media cetak dan anggota milis nasional
ppiindia- mengatakan: "Bacalah apa saja yg Anda
suka!" Koran, majalah, buku, komik, milis, dll.
Membaca membuat kita tidak kekurangan bahan untuk
berbicara dan menulis. Membaca membuat kita bisa
berbicara dg siapa saja sesuai dg profesi lawan bicara
kita. Bukan lawan bicara kita yg harus beradaptasi dg
kita.
Salah satu perbedaan antara pribadi yg civilized dg yg
masih "tribal (kampungan)" adalah yg pertama bisa
beradaptasi dg yg kedua; sementara yg kedua-disadari
atau tidak- selalu menuntut agar orang lain
beradaptasi dg dia.
Mahasiswa yg kuliah dan selalu naik tingkat itu indah.
Dan mahasiswa yg gemar membaca dan tidak kampungan
dalam bersikap dan merespons fenomena yg terjadi di
sekitarnya-di level lokal, nasional dan
internasional-akan lebih indah lagi.***
Sumber: afatih.wordpress.com
Saya akhirnya menyadari, betapa pentingnya MEMBACA..!
Oke Cemol, sekarang saya tahu manfaat dari membaca, tetapi bagaimana cara mengasah kemampuan kita untuk membaca..?
Ehm.. aduh.. saya ni sebenarnya bukan profesor yang ahli ilmu baca.. Okeh, saye cuplik lagi yah..!
Ketrampilan Dasar untuk Membaca yang Efektif.
Sebelum kita mengembangkan kemampuan membaca dengan efektif, kita perlu
menguasai terlebih dulu beberapa ketrampilan dasar, yaitu:
1. Konsentrasi
Salah satu teknik untuk mengembangkan daya
konsentrasi adalah teknik kontemplasi. Kontemplasi adalah suatu teknik
menggunakan pikiran kita seperti sebuah lampu senter (searchlight) untuk mencari
dan menemukan informasi baru. Untuk melatihnya, anda perlu lakukan setiap hari
(sedikitnya 5 menit sampai maksimum 10 menit per latihan).
Caranya dimulai dengan fokus terhadap apa yang ingin kita ketahui. Misal, kita ingin mengetahui
cara meningkatkan kecerdasan finansial (membaca buku Robert Kiyosaki misalnya),
kemudian pikirkan gagasan tersebut secara mendalam dan tanyakan pada diri anda
pertanyaan-pertanyaan seperti, "Apa artinya kecerdasan finansial? Apa
implikasinya pada hidup saya? Apakah hal tersebut bisa saya lakukan? Dan
seterusnya lakukan sampai sekitar 5-10 menit.
Jika anda sudah bisa bertahan konsentrasi 10 menit, tingkatkan kemampuan anda
dengan berlatih langsung membaca sebuah buku 10-20 menit. Lakukan setiap hari
sampai daya tahan konsentrasi anda meningkat sedikit demi sedikit.
2. Membuat Peta Pikiran (Mind Mapping)
Caranya :
a. Mulai dengan topik di tengah-tengah halaman.
b. Gunakan kata-kata kunci.
c. Buatlah cabang-cabangnya
d. Gunakan simbol, warna, kata, gambar dan citra (images) lainnya.
e. Gunakan seperti poster dengan dasar putih bersih.
f. Buat tulisan atau gambarnya warna warni
g. Gunakan alat tulis berwarna terang
3.Relaksasi
Pada prinsipnya dikatakan bahwa otak atau pikiran kita lebih mudah menyerap dan
mengingat informasi pada saat kondisi pikiran kita relaks yang ditunjukkan dengan frekuensi gelombang otak yang rendah.
Berikut caranya :
1. Bernafas lewat hidung dengan perlahan dalam 3 hitungan.
2. Kembungkan perut Anda setiap kali Anda menarik nafas.
3. Lalu keluarkan lewat hidung dengan perlahan dalam 6 hitungan.
4. Ulangi sebanyak dua kali.
Sumber: Biasaajah
By The Way, Anyway Busway, teknik ini juga cocok untuk menyembuhkan pusing loh...!
Sumber:Agus Rasidi
Mol, lo dah kasih gue tips untuk ngasah ketrampilan gue membaca, trus penerapannye gimana..? Lo jangan mosting aneh-aneh kalo belum runtut postingannya..!
Sabar Bos... Masih ada lanjutannya..!
Teknik Membaca Cepat
ebelum mulai membaca ada sejumlah alat bantu yang dapat membantu kita untuk
dapat memahami keseluruhan isi sebuah buku:
Sampul buku:
Biasanya pokok pikiran terpenting dari sebuah buku tercetak di sampulnya.
Informasi ini membantu penjualan buku dan memberikan perspektif penerbit tentang
isi buku. Sampul buku memberikan gambaran kepada kita tentang apa yang akan kita
dapatkan di bagian dalam.
Biografi penulis:
Informasi ini akan memberi tahu kita tentang latar belakang pendidikan,
pengalaman dan kegiatan penulis saat ini yang membuat ia bisa menulis buku
tersebut. Dengan memahami informasi tentang penulis akan membantu kita untuk
lebih mudah mengikuti alur pemikirannya dalam buku tersebut.
Bagian awal:
Bagian ini terdiri atas kata pengantar, prakata, atau bab pendahuluan (prolog).
Biasanya justru bagian-bagian ini yang perlu secara mendalam kita pelajari,
karena intisari seluruh gagasan penulis tentang tema buku tersebut terangkum
dalam bagian awal buku. Yang jelas bagian ini memaparkan tujuan penulisan �?"
pernyataan misinya. Pada titik ini kita bisa memutuskan untuk membaca lebih
lanjut atau kita hanya akan menggunakannya untuk referensi.
Daftar Isi:
Sebenarnya bagian ini adalah kerangka buku. Penulis menggunakan masing-masing
topik bab sebagai gantungan untuk menjelaskan keseluruhan pemikirannya tentang
topik tertentu. Ada berapa bagian? Berapa bab? Bacalah Daftar Isi dengan teliti
untuk melihat apakah topik-topiknya sesuai dengan apa yang kita cari.
Indeks:
Teliti indeks di bagian belakang buku. Lihat apakah ada kata-kata kunci yang
menarik bagi anda.
Kita harus memeriksa semua hal tersebut sebelum membaca bukunya. Inilah yang
disebut dengan proses scanning, yaitu kita melihat secara selintas keseluruhan
isi dari buku yang akan kita baca. Begitu mulai membaca, kita bisa bebas
melompati materi yang sudah kita ketahui atau materi yang tidak kita minati.
Pada bagian tertentu kita bisa mendalami karena ada topik atau informasi yang
harus kita cermati dan kita cerna lebih dalam. Proses ini disebut dengan proses
skimming.
Sumber:Agus Rasidi
Nah, sekarang kita tiba pada penghujung acara <cie-cie-cie........>
Berikut adalah hal-hal yang perlu untuk membaca dengan efektif:
1. Setelah melakukan proses scanning, kita dapat membuat peta pikiran (mind
charting) buku tersebut.
Tidak usah terlalu detil, tetapi cukup informatif untuk menjelaskan isi buku
dalam satu halaman kertas. Kalau perlu kita lakukan rekonstruksi terhadap daftar
isi digabung dengan informasi lain dari biografi, kata pengantar, pendahuluan
dan sinopsis di sampul buku tersebut.
2. Siapkan stabilo atau alat tulis untuk menandai informasi atau apa saja yang
ingin kita ingat.
3. Pahami jalan pikiran penulis.
Semakin cepat kita mengetahui topik, tujuan, pokok masalah materi yang kita
baca, semakin baik pemahaman dan ingatan kita akan hal itu.
4. Hindari baca kata per kata dan kalimat per kalimat.
Coba tangkap sekelompok kata dengan mata anda setiap kali
menggerakkannya.Apalagi untuk buku berbahasa asing, kita tidak perlu
menterjemahkannnya kata demi kata, karena akan menghambat proses penyerapan
informasi dalam otak anda.
Bandingkan anda membaca dengan bersuara dan membaca dalam hati. Kecepatannya
akan berbeda jauh.
Biasanya saya berkonsentrasi pada kalimat pertama dan kalimat terakhir dari
sebuah paragraf, atau mata saya melihat seluruh badan paragraf dan menangkap
pesan intinya.
5. Buatlah ringkasan sambil membaca.
Jika tak ada ringkasan bab, buatlah sendiri setiap selesai membaca satu bab.
6. Bandingkan dengan tulisan lain bertopik sama yang pernah anda baca.
Ingat teknik kontemplasi. Cobalah mengembangkan pertanyaan-pertanyaan dan kaitan
satu sama lain seperti anda mencari sesuatu dengan senter.
7. Untuk mempermudah kita menggunakan buku tersebut sebagai referensi, kita bisa
mencatat isi buku tersebut dalam sebuah buku catatan atau kertas khsusu yang
dapat kita simpan dan kita lihat kembali setiap saat.
Sumber:Agus Rasidi
Okeh Boss... Sekarang Tinggal menerapkannya, mau gak..?