Motivasi, Artikel, dan Segala opini tentang saya
Secara kodrati, manusia terlahir dengan dua telinga, dua tangan, serta dua kaki dan hanya mempunyai satu mulut saja. Ini mengandung makna bahwa seyogyanya manusia lebih banyak mendengar dan berbuat/bertindak dari pada berbicara. Letak telinga kita dikepala, maknanya adalah agar kita mendengar secara sadar, penuh perhatian dan memulau proses nalar atau berfikir. Meski memiliki telinga yang normal, tapi tidak semua orang mampu menjadi pendengar yang baik bagi oang lain.Kesadaran kita menggunakan telinga untuk mendengar hal-hal baik serta mendengarkan secara baik pembicaraan orang lain, adalah bukti syukur kita kepada Allah, serta merupakan wujud tanggung jawab bahwa akan ada pertanggungjawaban dari telinga kita atas sedala yang telah didengarnya, dihari kiamat kelak. Dan ini adalah salah satu bekal bagi seseorang untuk dapat menjadi seorang pendengar yang baik.Untuk menjadi seorang pendengar yang baik, memang tidak mudah dan perlu banyak latihan. Tapi hal ini bukan sesuatu yang tidak mungkin. Pengelolaan cara mendengar (manajemen mendengar) sangat bermanfaat untuk menghindarkan seseorang dari mendengar yang tidak sepantasnya, mendengarkan secara tidak simpati tanpa etika yang menimbulkan perasaan tidak nyaman dan aman bagi lawan bicara kita, menghindari hal-hal yang tidak terpuji, sesuatu yang sia-sia atau berdosa, serta terjabak dalam ghibah atau fitnah.Mendengar secara efektif terjadi bila informasi (pesan) dipndahkan dari sumber informasi kepada penerima dan mendapatkan umpan balik (respon) yang diharapkan. Keberhasilan menangkap pesan yang disampaikan tergantung pada sfektifitas dalam mendengar yang dipengaruhi oleh faktor-faktor: sumber pesan, kondisi lawan bicara, lingkungan, kendala pendengaran dan reaksi penerimaan.Hal-hal yang harus diperhatikan oleh pendengar untuk mendengar secara efektif antara lain adalah: berfkir terbuka, memperhatikan gerak-gerik pembicara, memfokuskan perhatian pada informasi, siap mental dan fisik untuk mendengar. Untuk mampu menjadi pendengar yang baik dan berhasil, maka hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: penuh minat dan perhatian, memusatkan perhatian, menghargai pembicara, dan mendekatkan posisi pada pembicara.Ketidamampuan seseorang dalam mendengarkan orang lain, berpeluang merusak hubungan sosial. Banyak orang merasa tidak dicintai, dihargai, diperhatikan bila tida didengarkan atau mendapat respon/tanggapan yang baik atas pembicaraannya, apalagi pembicaraan tentang dirinya sendiri. harus sip untuk mnjadi orang yang pandai dan memberi alasan dan kesempatan kepada orang lain untuk berbicara tentang dirinya. Sanbat bermanfaat untuk seseorang untuk memberi umpan balik, kita harus paham pada pembicaraan orang lain (bertanya lebih jauh, menjawab pertanyaan, memberi tanggapan dll). Untuk memberikan umpan balik, kita harus paham apa yang disampaikan pembicara. Untuk menjadi pendengar yang baik, Dr. Setiawan Budi Utomo (anggota dewan syariah nasional MUI) merumuskan beberapa prinsip etika mendengar “Double Special” berikut:1. Smart and Secret, yaitu cerdas menangkap dan memilh pesan atau pembicaraan serta mampu menjaga rahasia bila diperlukan.2. Peaceful and Pleasureable, yaitu bersikap penuh damai, tenang, menyenangkan dan menghibur.3. Emphaty dan Effective, yaitu sikap empatik, memahami situasi dan kondisi yang dihadapi dan mampu menangkap pesan secara efektif.4. Charming and Cooperative, bersikap atraktif (menarik), ramah, santun serta mampu bekerjasama dalam menghadapi persoalan yang didiskusikan.5. Inspirational and Interactive, yaitu mampu menjadi sumber inspirasi dan ilham bagi pembicara untuk mengungkapkan persoalan serta dapat menghidupkan suasana dialog.6. Appreciative and Analyctic, yaitu menghargai dan penuh perhatian tanpa mengurangi kemampuan kritis analisis untuk meneliti pesan seksama. (kebenaran pembicaraan orang0).7. Loyal and Listening, yaitu senantiasa menunjukkan kesetiaan sebagai teman bicara dan memiliki kepedulian serta tekad untuk menjadi pendengar setia yang aktif dan responsif kapanpun dibutuhkan.Sedangkan menurut Imam Al Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin, Kitab As-sama’, menerangkan bahwa untuk mendegarkan dengan baik seseorang harus memperhatikan tiga unsur utama yakni: waktu, tempat dan kawan bicara yang tepat.Pengelolaan (manajemen) mendengar sangat penting dalam kehidupan, agar dalam setiap interaksi/komunikasi bisa berjalan dengan baik dan lancar. Dan ini akan membawa kita memiliki pengaruh yang positif terhadap orang lain. Dengan ketrampilan kita mendengar, orang lain akan merasa berharga, bernilai, dan diperhatikan yang akhirnya membuat orang senang/bahagia. Suatu amalan yang mulia bagi kita, bila mampu membuat orang lain demikian.
Post a Comment
Pembaca yang budiman, Selamat datang di Blog nya Cemol, Saya hanyalah seonggok daging yang diberi kekuatan untuk menulis bait-per-bait, kata-per-kata. Seorang Pembelajar sejati di bidang medis. Suka baca buku kedokteran, motivasi. Saya orang keturunan jawa merauke yang lahir besar di kabupaten Mappi, kota tercinta 1000 rawaBlog ini berisi motivasi dan opini. Dengan ada kritikan, maka diharap ada feedback sehingga suatu regulasi bisa tertata lebih apik. Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment